Bom Syahid
Pertama-tama ijinkan saya menyatakan turut berbela sungkawa yang sedalam-dalamnya bagi para korban peledakan bom JW Mariot dan Ritz Carlton. Semoga Allah memperkuat ketabahan bagi keluarga korban. Laknat Allah bagi para pelaku dan aktor intelektualnya.
Bom lagi, bom lagi. Lagi-lagi bom. Sampai kapankah musibah dan teror ini akan menghantui negeri yang selalu tak sepi dirundung malang dan bencana ini? Apakah tidak cukup berbagai bencana alam yang menimpa bangsa ini, jika harus menelan kenyataan getir bencana ulah manusia-manusia berhati serigala?
Berita paling kuat gaya magnetnya untuk menarik sekaligus mengalihkan perhatian masyarakat adalah tragedi bom ini. Sehari sejak selesainya Pilpres 2009 ini, paling tidak kita mencatat beberapa kejadian yang menjadi pusat berita. Mulai dari peristiwa kebakaran di Pasar Baru, kebakaran pengrajin kayu di daerah Pulo Gadung, dan beberapa kebakaran lainnya yang semuanya terjadi secara beruntun dalam waktu yang berdekatan. Penangkapan paksa Syech Puji dsb. Kesemuanya itu tak mampu menggeser isu berita utama negeri ini pasca Pilpres dengan tuduhan utama kecurangan.
Mendadak Bom meledak, seakan tersadar dari mimpi di siang bolong. Dan tuduhan itupun beralih ke teroris, “bom bunuh diri”.
Teroris, siapakah mereka? Sebagian terbesar dari kita tidak tahu siapa mereka sesungguhnya. Karena kita bagaikan orang yang sedang termangu-mangu di area terang-benderang sementara mereka berdiri mengangkang di wilayah gelap dengan segala macam “amunisi” di tangan yang setiap saat bisa menghancurkan kita.
Apakah mereka pelaku yang jasadnya ditemukan sebagian hancur karena bom adalah the real terorist? Siapa yang berani menjamin haqul yakin bahwa mereka adalah pelaku pengeboman yang sesungguhnya? Atau mereka hanyalah orang yang dikorban oleh sang peneror yang kini duduk ongkang-ongkang kaki sambil tersenyum puas mengamati perkembangan situasi hasil kerja gemilang mereka?
Sesungguhnya “bom bunuh diri” ala teroris di negeri ini sama sekali tak dapat diperbandingkan dengan misalnya aksi Bom Syahid para pejuang Palestina untuk pembebasan negeri mereka dari kungkungan Zionist Israel. Pelaku bom yang terjadi beberapa hari yang lalu itu masih dapat kita ragukan kebenarannya bahwa mereka melakukan bom bunuh diri. Pertanyaannya adalah, “Untuk apa dan untuk siapa mereka nekat melakukan hal tsb?” Apakah motivasi mereka serupa dengan para pejuang di Palestina?
Dikatakan bahwa para pelaku termakan indoktrinasi sami’na wa atho’na sehingga mau melakukan hal tsb. Ini artinya mereka bagaikan orang yang terhipnotis sehingga berada di luar kesadaran mereka saat melakukan aksinya. Kebalikannya, para pelaku Bom Syahid di Palestina mereka melakukan secara suka rela dan atas permintaan sendiri. Sehingga tidak berlaku ungkapan tadi “sami’na wa atho’na”.
Bom Syahid mereka lakukan karena kekuatan yang tidak seimbang antara mereka lawan Israel. Jika berhadap-hadapan secara frontal maka dapat dipastikan mereka akan kalah total. Dengan melakukan Bom Syahid maka walaupun sang pelaku akan mati, paling tidak di pihak musuh juga menderita kerugian. Satu hal yang paling penting adalah target mereka adalah militer Israel dan instalasi militernya. Berbeda dengan teroris di Indonesia yang target mereka adalah hotel dan tempat-tempat umum lainnya yang memberikan kesan bahwa mereka hanya ingin membuat kepanikan di tengah masyarakat.
Lalu untuk apa para pejuang Palestina melakukan bom tsb? Jawabnya, untuk membebaskan tanah dan negeri mereka penindasan Zionist Israel. Untuk siapa? Tentu saja untuk bangsa Palestina sendiri dan umat Islam pada umumnya. Sedangkan para pelaku bom JW Mariot dan Ritz Carlton untuk apa mereka melakukan hal tsb? Sayang jasad mereka sudah hancur sehingga kita tidak bisa “menginterogasinya”. Dan kesimpulan tentang aksi mereka pun pada akhirnya hanya bersifat spekulasi saja. Lalu untuk siapa mereka melakukan hal tsb? Sudah pasti untuk tuan besar mereka yang dalam hal ini diperlukan kejujuran pihak-pihak yang berwenang untuk mengungkapannya.
Nurdin M Top Beserta Pengikutnya masih diragukan niat jihadnya karena memang mereka sepertinya bertindak bukan atas nama Islam karena apabila atasnama islam mengapa membom indonesia? semoga Alloh membuka semua kebenaran kepada kita semua
Seja o primeiro a comentar
Posting Komentar